Mujizat Selanjutnya dari Tuhan (Part 3)

Nathanael saat dirawat di NICU

Nathanael saat pulang ke rumah
Ini part terakhir dari episode kali ini... Hihihi udah kayak sinetron ya....Part ini akan menceritakan walau tidak detail sekali tentang Nathan sampai bisa dibawa pulang ke rumah.. Mungkin akan lebih singkat karena saya hanya menjelaskan beberapa hal saja.


Nathan lahir pada tanggal 21 Juni 2017 dan segera dibawa ke NICU karena tidak menangis. Bahkan menurut dokter sudah dianggap meninggal. But, he's survived and i'm very happy and feeling very grateful for that. Nathan hanya memakai alat bantu napas sehari. Tidak ada transfusi juga karena hasil laboratorium baik. Sudah dilakukan USG kepala dan hasilnya normal. Dilakukan Echocardiogrphy dan hasilnya hanya ada lubang di foramen ovale. Hal itu normal untuk bayi yang lahir prematur dan biasanya akan menutup dengan sendirinya.

Saya baru bisa menjenguk Nathan saat saya diperbolehkan pulang. Walaupun sama-sama Harapan Kita tetapi ini adalah dua rumah sakit yang berbeda manajemennya. Jadi, saya juga tidak diperbolehkan untuk menjenguk karena berarti saya keluar dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain, walaupun letaknya sebelahan.

Pada awalnya Nathan diberikan minum melalui selang di mulutnya. Dibantu dengan infus yang dipasang di pusar. Minumnya pun diberikan secara bertahap sambil melihat kemampuan pencernaan Nathan. Saya berusaha memberikan ASI kepada Nathan. Dengan ASI perah tentunya karena belum bisa untuk menyusui langsung karena suhu tubuhnya belum stabil. Dan mengantar ASI menjadi rutinitas saya dan suami setiap harinya. Kami selalu menyempatkan datang pada jam besuk pagi dan sore. Selama menunggu jam besuk kami istirahat di rumah ibu Ani, teman saya yang sudah kami anggap saudara sendiri. Di rumahnya kami selalu disediakan makanan dan tempat untuk memompa ASI.

Awal-awal berat badan Nathan masih cenderung turun. Namun, setelah beberapa hari beratnya naik. Tidak banyak, tetapi cukup membuat saya dan suami senang banget. Nathan masih perlu dipantau sat itu karena terkadang dia suka lupa bernapas atau terlalu dalam tidurnya. Hal itu memang sering terjadi pada bayi prematur. Solusinya adalah dengan pemberian Caffeine. Yupzz... Kopi. Ekstraknya ya bukan kopi hitam gitu. Diberikan sekali sehari. Jadi selain memantau berat kami juga memantau pernapasannya.

Saat suami sudah mulai bekerja kami hanya bisa menjenguk sore hari. Jadi, memang pekerjaan sehari-hari saya adalah memompa. Kejar-kejaran dengan kebutuhan Nathan. Karena selang berapa hari minumnya ditingkatkan.

Sampai akhirnya 18 Juli 2017 Nathan sudah dapat dibawa pulang. Jujur kaget karena belum ada omongan pulang. Deg-degan tapi seneng. Saat pulang berat badannya sudah 1500 g. Masih kecil jelas. Saya saja saat pegang lumayan deg-degan. Namun saya diwanti-wanti selalu cek suhu badan karena bayi prematur tidak boleh kedinginan. Suhu normalnya 36,5-37,5 derajat. Jadi, saya harus rajin cek suhu. Saya juga dibekali zat besi untuk bayi. Kenapa harus menggunakan zat besi ? Karena ternyata di Indonesia banyak ditemukan bayi anemia. Mengapa begitu ? Ternyata kebutuhan besi bayi dengan kandungan di dalam ASI tidak sesuai. Jadi harus ditambahkan  zat besi dari vitamin. Untuk vitamin D tidak perlu diberikan. Kalau ada yang mengatakan bahwa di luar negeri diberikan. Jawabannya memang di luar negeri diberikan, tetapi di Indonesia tidak perlu. Karena negara kita negara tropis yang setiap hari matahari selalu ada. Jadi ya rajin jemur saja. Hehehe.

Ya, demikian cerita part akhir saya. Tidak mendetail tetapi cukup informatif kok.So, be thankful to God because if He says possible, there's no impossible for everything.

Komentar